Menunggu itu Menyakitkan tapi Indah
Oleh
: Andi Rafidah
![1.jpeg](file:///C:/DOCUME%7E1/SALSA/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
“Duh … kemana sih ayank aku? Lama banget.“
kata Lyna, si gadis unyu berponi sambil berkaca di cermin kecil yang selalu
dibawanya. “Apa aku ke rumah Ryca aja ya?“
Suara ringtone ponsel bordering,
bukan dari smartphonenya tapi dari handphone androidnya. Kan Lyna kemana – mana
selalu membawa lima handphone. Tiga handphone memiliki fitur dual sim card,
sehingga ia mempunyai 8 nomor aktif meskipun jarang ada yang meneleponnya
selain keluarga dan Bima, pacarnya. Ternyata yang menelepon Ryca. Dia meminta
Lyna untuk segera ke rumahnya, tapi Lyna menolak karena ingin menunggu Bima
menjemputnya.
Brrrrruuuuuummmm ….. Bruuuuuummmmm
….
Suara motor datang dari kejauhan,
Lyna langsung tersadar dari lamunannya.
“Oh … akhirnya ayank my darling my
love datang juga …“ Lyna kegirangan melihat motor beat merah dari kejauhan, meski
ia belum tahu siapa yang dibalik helm biru itu. Tetapi, Lyna langsung cemberut
ketika motor itu mendekat.
“ Ojek neng ?” sapa tukang ojek yang
biasa mangkal di dekat sekolah Lyna.
“Gak!” jawab Lyna jutek.
“Bentar lagi ujan loh neng. Kalo
kehujanan nanti basah, kalau basah jadi kedinginan. Kalo kedinginan butuh
kehangatan. Neng mau diangetin? Kalau mau anget, ya neng peluk aja knalpot
motor yang panas. Hahahaha ….” Goda tukang ojek itu.
“Idih .. abang ojek centil !!!!
jangan – jangan abang penculik ya? Pura – pura ngojek buat nyulik gadis – gadis
SMA yang unyu kayak aku?”
“Eh sembarangan. Ini Cuma pekerjaan
sampingan saya.” Tepis abang tukang ojek.
![1.jpeg](file:///C:/DOCUME%7E1/SALSA/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
“Saya kondektur kereta api, neng !
Haha…” Teriak tukang ojek sambil berlalu
meninggalkan Lyna. Lyna semakin sebal.
Akhirnya setelah 2 jam lama
menunggu, datang lagi motor beat merah dengan nopol P 0899 Zn, itulah motor
Bima.
“Maaf ya Lyna kamu udah nunggu lama
ya? Abis aku tadi nganter Fandy pulang dulu karena dia tadi pusing. Buruan yuk
Lyn, keburu ujan nih ! yuk, cepetan naik!” cerocos Bima.
Bima pun langsung melajukan
motornya. Dia tidak menyadari bahwa Lyna belum naik ke jok di belakangnya.
Sementara itu, Lyna terbengong melihat Bima jauh meninggalkannya.
“BBIIIIIMMMAAA …!!!” teriak Lyna
mengejar Bima, sementara itu Bima terus ngomong sendiri di motornya. Lalu,
hujan pun turun dengan deras. Lyna menangis di bawah guyuran hujan yang
membasahi tubunhya.
Malam harinya, di sebuah kamar
bercat hijau terlihat tissue berserakan di lantai. Di atas kasur dengan sprei
bermotif personil SUJU Lyna terisak – isak sambil nonton acara kesukaannya,
OVJ. Di sampingnya, 2 Blackberry, 2 Android, dan sebuah smartphone bordering
bergantian. Lyna menghiraukannya. Setelah acara TVnya selesai, barulah Lyna
mengangkat salah satu telponnya.
“Halo, Lyna? Maafin aku ya? Udahan
ya marahnya? Aku kira kamu tadi udah naik. Aku juga baru sadar kamu gak ada pas
di tengah jalan. Aku ajak ngobrol, kamu diem terus. Pas aku liat ke belakang
kamu gak ada. Pas aku mau balik lagi keburu ujan, ya udah aku berteduh dulu
daripada sakit.” Bima langsung nyerocos.
“Aku … nunggu kamu berjam – jam ..
aku sampe nolak tawaran tukang ojek demi nunggu kamu, Bim…” Jawab Lyna terisak
– isak.
“Iya Lyn … sorry!” Bima meminta
maaf.
“Kamu benar – benar tega. Kamu takut
hujan! Kamu berteduh pas hujan, tapi aku … nangis kehujanan sambil nungguin
kamu balik lagi.” Lyna marah.
![1.jpeg](file:///C:/DOCUME%7E1/SALSA/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
Lyna terdiam dan terus menangis.
“Dianter siapa?” desak Bima.
“Tukang ojek!” jawab Lyna, lalu Lyna
menutup telponnya.
Sebenarnya saat Lyna menangis
kehujanan, mobil Yugo berhenti dan Yugo langsung menyuruh Lyna masuk ke
mobilnya. Yugo mengkhawatirkan keadaan Lyna. Lalu, Yugo memberikan jaketnya
pada Lyna yang kedinginan. Sampai di rumah Lyna, Yugo segera pamit pulang pada
mama Lyna.
Saat ini, di atas kasurnya, Lyna
masih memakai jaket Yugo yang tulus ada disampingnya jika Bima tak ada
untuknya. Lyna menangis merasa bersalah karena telah membohongi Bima.
Lyna sendiri tidak tahu jika saat
ini Bima sangat kecewa pada Lyna karena tahu Lyna berbohong. Bima tahu kalau
Lyna pulang diantar Yugo, bukan tukang ojek. Karena, Bima langsung menuju rumah
Lyna begitu tahu kalau Lyna tidak ada di depan gerbang sekolah.
Malam ini, ada 3 remaja yang galau
segalau – galaunya menghabiskan waktu di kamar mereka masing – masing seolah
menunggu hujan berhenti menangis.